Jumat, 08 Februari 2013

TEORI ASAM BASA ARRHENIUS



               Pengertian asam dan basa yang modern mula-mula dikemukakan oleh Svante Arrhenius pada tahun 1887. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen ( H+) sebagai satu-satunya ion positif. Sementara itu, basa didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksida (OH-) sebagai satu-satunya ion negatif.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa asam adalah senyawa yang mengandung ion hidrogen dengan satu atau lebih unsur lain dan basa merupakan senyawa yang mengandung ion hidroksida dengan satu atau lebih unsur lain.
a) Asam
            Berdasarkan banyaknya ion hidrogen yang dihasilkan maka larutan asam dapat dibagi menjadi asam monobasis dan asam polibasis
Asam monobasis (berbasa satu) adalah asam yang dalam larutan air akan menghasilkan satu ion hidrogen (H+).
Contohnya adalah:
HC1(aq)            ---------------------        H+(aq)         +               Cl (aq)
 asam klorida                                ion hidrogen                ion klorida
CH30OOH(aq)   ----------------------      H+(aq)          +          CH30OO-(aq)
asam asetat                                 ion hidrogen                 ion asetat

2) Asam polibasis (berbasa banyak) adalah asam yang dalam larutan air menghasilkan lebih dari satu ion hidrogen (H+).
Contohnya adalah:
H2SO4(aq) ------------------------------       H+(aq)        +        HSO4 (aq)
asam sulfat                                   ion hidrogen           ion hidrogensulfat
HSO4(aq)  ------------------------------        H+(aq)        +        SO4(aq)
ion hidrogen                                     sulfat ion              hidrogen ion sulfat
Asam monobasis dan polibasis disebut juga asam monoprotik dan poliprotik. Dalam keadaan sebenarnya, ion hidrogen tidak dapat berdiri bebas. Dalam larutan air, ion hidrogen (H+) akan berikatan secara koordinasi dengan molekul air (H2O) menjadi ion hidronium (H3O+).
H+(aq)+ H2O(1)  ' H3O+(aq)
Dengan demikian, reaksi ionisasi dalam contoh tersebut di atas dituliskan sebagai berikut:
HC1(aq) + H2O(1)  --------------------------------    H30+(aq) + Cl-(aq)
CH3COOH(aq) + H2O(1) -----------------------    H30+(aq) + CH3COO-(aq)
H2SO4(aq) + 2H2O(1)  -------------------------    2H3O+(aq) + SO 24 (aq)
http://elektronika-dasar.com/wp-content/uploads/2012/06/Percobaan-Hukum-Ohm.pngImage:volt ampere.JPGb) Basa
     Seperti halnya larutan asam, larutan basa juga dibagi menjadi basa monoasidik dan poliasidik. Pembagian ini menunjukkan sifat keasaman (hidroksitas) suatu basa.
1) Basa monoasidik yaitu basa yang dalam larutan air menghasilkan
NaOH(aq)  ----------------------------     Na+(aq)            +       OH (aq)
natrium hidroksida                     ion natrium                ion hidroksida
NH4OH(aq) ---------------------------    NH 4 (aq)          +        OH (aq)
amonium hidroksida                    ion amonium            ion hidroksida
2) Basa poliasidik yaitu basa yang dalam larutan air menghasilkan lebih dari satu ion hidroksida (OH-)  
Contohnya adalah: Ca(OH)2(aq) --------------------------- Ca2+(aq)           +       2OH (aq) kalsium hidroksida  ion kalsium   ion hidroksida Berdasarkan sifat-sifat ion di atas, maka reaksi antara ion H+ dan OH- dapat membentuk H2O. Proses ini disebut dengan netralisasi.

Tidak ada komentar: